Rabu, 19 November 2008

Tips for Staying Young



( sumber : nubia_group )

Rabu, 12 November 2008

Delapan Kado Indah

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

Kehadiran. Kehadiran orang yang dikasihi adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat surat, telepon, foto, atau fax. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

Mendengar. Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.

Diam. Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.

Kebebasan. Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupannya. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya ? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "kamu bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Keindahan. Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

Tanggapan Positif. Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya ada pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya ? Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

Kesediaan Mengalah. Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Senyuman. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus-asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi

(sumber : Laurensius Wong)

Selasa, 11 November 2008

Telinga seorang Murid

Yes 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, ... Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Selamanya kita harus menjadi seorang murid dihadapan Tuhan Yesus.

Sebab sekali seseorang menganggap sudah lulus dan tidak perlu lagi belajar, dia menjadi sombong dan tidak mau lagi diajar oleh sekelilingnya, bahkan tanpa disadari juga mulai menolak tuntunan dan teguran dari Tuhan.

Sikap Kepada Manusia Mencerminkan Sikap Kepada Tuhan
Rasul Yohanes mengatakan bahwa bila kita tidak mengasihi orang di sekeliling kita yang kelihatan, kita tidak mungkin mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan (1Yoh4:20). Sikap kita kepada sekeliling kita mencerminkan sikap kita kepada Tuhan.

Bila seorang istri sudah mulai tidak mau mendengar perkataan suaminya, itulah tanda-tanda zaman. Atau seseorang yang tidak mau mendengar nasehat kakaknya, bosnya, gurunya atau apapun otoritas yang ada di atasnya. Setiap diberi saran atau nasehat selalu mengangangap dirinya yang benar. Biasanya kalau berbicara dengan orang tersebut, mereka selalu menanggapi dengan menggunakan kata "bukan begitu", "bukannn", "ngga gitu", dan yang sejenisnya. Orang yang berbicara dengan dia jadi capek deh.

Tanpa disadari sikap kita bisa berangsur-angsur berubah. Apalagi bila kita menganggap kita sudah sukses dan berhasil dalam suatu bidang. Telinga seorang murid berubah menjadi telinga yang tuli nasehat. Atau istilah Tuhan Yesus, memiliki telinga tapi tidak mendengar.

Kalau nasehat suami atau istri, orangtua, atasan atau teman-teman tidak didengar, bagaimana bisa mendengar nasehat Tuhan yang tidak kita lihat. Yang tuntunanNya kadang-kadang tidak masuk akal dan tidak biasa ?

Bukannya Tuhan tidak memberi jawaban dan jalan keluar atas masalah kita. Tapi Tuhan sudah berbicara dengan berbagai cara termasuk mungkin melalui nasehat di sekeliling kita. Tapi bila kita tidak memiliki telinga seorang murid, kita akan sulit menerima nasehat seperti apapun dan dari siapapun.

Firman Tuhan katakan di Ayub 33:13,14, Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu ? Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.

Tiga Jenis Manusia
Kalau kita amati di sekitar kita maka ada 3 jenis kategori orang:
  • orang yang mau mendengar teguran / nasehat orang lain.
  • orang yang tidak mau mendengar teguran / nasehat orang lain.
  • orang yang tidak pernah lagi ditegur orang lain. Karena orang lain tahu percuma dan tidak ada gunanya untuk menegur orang tersebut.
Wah ini repot. Kalau sampai kita di-cap sebagai orang jenis tersebut. Ibarat pesawat yang terbang tanpa signal radio dan hanya mengandalkan pemandangan di balik jendela cockpit. Begitu ada awan tebal, tidak ada lagi yang kelihatan dan betapa mudahnya pesawat itu menabrak gunung yang ada di depannya.

Jalan menuju Kegagalan dan Sukses kadang sangat tipis perbedaannya. Sikap kita dalam mendengar yang akan menentukan Keberhasilan pekerjaan kita.

Ams 10:17 Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Ams 13:18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

Dahulu kala ada seorang raja yang suka sekali koleksi pakaian kerajaannya. Karena keinginannya kuat dia membuat orang di sekelilingnya harus mengikuti kemauannya. Mereka juga akhirnya berkata-kata hanya apa yang ingin didengar Raja. Sampai suatu ketika ada dua orang penipu yang mengklaim dapat membuat baju kerajaan yang lain daripada yang lain. Sebetulnya pakaian itu tidak pernah dibuat. Mereka hanya pura-pura memintal benang, menjahit dan mengepas pakaian imajinatif yang sebetulnya pura-pura alias transparan. Tapi penipu itu berkata bahwa hanya orang yang pantas dengan jabatannya yang dapat melihat keindahan pakaian tersebut. Akhirnya semua pembesar bahkan termasuk Raja tersebut pura-pura mengakui bahwa mereka bisa melihat pakaian pura-pura itu dan saling mengakui keindahannya. Kemudian Sang Raja itu berjalan dengan gagah dengan pakaian barunya ditengah kota disaksikan rakyat banyak. Tapi lucunya yang dilihat mereka adalah Sang Raja yang berjalan hanya dengan celana dalamnya.

Teman-teman mungkin sudah pernah membaca dongeng HC Andersen ini ketika dulu masih kecil. Moral of the story ? Apabila seseorang hanya mau mendengar apa yang dia suka, dia tidak akan bisa introspeksi dan menerima masukan yang jujur dari sekelilingnya. Akibatnya ? Siap-siap saja dipermalukan seperti orang yang berjalan telanjang di depan orang lain.

Bileam dan Hati Yang Condong
Lain lagi dengan Bileam (Bilangan 22:12). Bileam adalah seorang Spritual. Seorang Pelihat yang bisa mendengar suara Tuhan. Dia bisa menerima wangsit ilahi untuk banyak aspek kehidupan termasuk melihat ke masa depan. Luar biasa bukan ? Namun karena hatinya condong kepada harta, dia tetap pergi memenuhi undangan Raja Balak sekalipun sudah dilarang oleh Tuhan. Bahkan peringatan akan musibahpun (ayat 32) diterobos karena hatinya sudah bulat ke sana.

Hati yang sudah condong sangat sulit untuk mendengar teguran dan nasehat. Banyak orang yang tidak mau mendengar nasehat karena keuntungan di depannya. Kadang seperti berjudi atau bermain saham secara spekulatif. Keuntungan besar secara cepat sudah didepan mata dan membutakan kita dari resiko dan peringatan akan kebangkrutan.

Ada juga yang karena pria yang ganteng atau wanita yang cantik, kebablasan ke dalam hubungan yang terlalu jauh. Lupa kalau pria atau wanita itu adalah suami atau istri orang lain. Ada juga orang yang berkeras berpacaran dengan seseorang sekalipun sudah tahu Tuhan melarang kita berpasangan dengan orang yang tidak seiman.

Hati yang sudah condong dengan apa yang kita sukai membuat kita tidak mau mendengar apapun perkataan yang tidak berpihak dengan keinginan kita.

Mendengar Hanya Apa Yang Ingin Didengar
2Tim4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Sering kali kita minta tuntunan dari Tuhan dan nasehat dari pak Pendeta tapi kita hanya mau menerima bila itu sesuai dengan keinginan kita. Atau bila tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip kita yang sudah tanam sejak lama. Asal tidak bertentangan dengan kriteria-kriteria yang sudah kita putuskan terlebih dahulu.

Telinga seorang murid tidak bisa membatasi tuntunan dan perintah Tuhan dengan syarat-syarat yang kita buat. Tuhan lebih mengerti apa yang baik dan apa yang buruk. Tuhan juga paling mengerti apa yang paling tepat untuk kebutuhan kita.

Jangan seperti orang Yehuda yang datang ke Nabi Yeremia untuk meminta petunjuk (Yer 42:6). Mereka berjanji untuk mengikuti apapun petunjuk dari Tuhan. Namun ketika petunjuk itu tidak sesuai dengan pikiran mereka, mereka malah marah-marah dan tetap pergi ke Mesir dan akhirnya mengalami kebinasaaan

Yeremia berkata: "Kamu telah menipu dirimu dan membahayakan nyawamu, ketika kamu mengutus aku kepada TUHAN, Allahmu, dengan berkata: Berdoalah untuk kami kepada TUHAN, Allah kita, dan beritahukanlah dengan tepat kepada kami apa yang difirmankan TUHAN, Allah kita, supaya kami melakukannya! Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu. (Yer 42:20,21)

Hati Yang Condong Kepada Peringatan Tuhan
Daud adalah orang yang Suskes dalam segala hal. Kunci keberhasilannya adalah tekadnya untuk hidup desuai dengan tuntunan Tuhan.

Daud berkata:
Ya, peringatan-peringat an-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku. Atas petunjuk peringatan-peringat an-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba. Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringat an-Mu. (Maz 119:24, 14, 36, 59)

( sumber : Binsar )

Rabu, 05 November 2008

Berita Duka

Kemarin, 4 November 2008 pkl 08:37 telah berpulang ke rumah Bapa, gembala kita yang terkasih: Rm Julius Haryanto, CM (dulu menjabat Administrator Keuskupan Surabaya) karena sakit.

Jenazah beliau disemayamkan jam 11:00 hari ini di Gereja Kristus Raja, Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya.

Mohon doa dari Saudara/i sekalian agar arwah beliau beristirahat dalam damai dan mendapat ketenangan di sisi Allah Bapa.

Misa Tutup Peti Rabu 5 November 2008 pk 10.00 di Gereja Kristus Raja, Surabaya

Misa Requiem Kamis 6 November 2008 pk 08.00 di Gereja Kristus Raja, Surabaya

Pemakaman akan dilaksanakan pada hari Kamis, 6 November 2008, jam 10.00 berangkat dari gereja Kristus Raja, ke pemakaman romo-romo CM di Poh Sarang. Pemakaman Kamis 6 November 2008 pk. 12.30 di Poh Sarang, Kediri

( sumber : soeki - KTM )

Rabu, 29 Oktober 2008

Unconditional Love

Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan.
Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.
Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia sungguh cantik" kataku dalam hati, "Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik". Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.
Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.
Hmm......aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati. Jantungku serasa mau berhenti...

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui.
Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.
Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.


7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.
Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.
Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun.
"Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun."

Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpa syarat. Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan kepada kita yang adalah ciptaanNya. anakNya. sahabatNya. saudaraNya. sehingga Ia memberikan AnakNya yang kekasih untuk mati di kayu salib bagi kita.

(sumber :
Laurensius Wong)

Perbedaan bukanlah suatu masalah......

Story of the hippo and the turttle



NAIROBI (AFP) Bayi Hippopotamus (kuda Nil) yang selamat dari Ombak Tsunami di Pantai Kenya, sekarang ini berhubungan erat dengan kura-kura raksasa di penampungan binatang kota Mombasa.

Bayi kuda nil diberi nama Owen dengan berat 300 kg, tersapu dari Sungai Sabaki ke Laut India. Dan dihempaskan kembali ke Pantai Kenya pada 26 Desember sebelum petugas satwa menyelamatkannya. Sungguh luar biasa, bayi kuda nil diasuh oleh kura-kura jantan yang berumur hampir seabad. Dan kura-kura itu sangat bahagia menjadi 'ibu'. Setelah disapu dan kehilangan induknya, kuda nil tersebut menjadi trauma. Dan sangat membutuhkan induk baru. Kebetulan, di tempat penampungan ada kura-kura yang dapat memadai. Mereka berenang bersama, makan dan tidur bersama.
Bayi kuda nil mengikuti kemana saja kura-kura berjalan. Jika ada yang menggangu kura-kura, kuda nil itu menjadi agresive dan berusaha melindungi induknya.
Sebagai bayi, kuda nil ini sangat lembut dan alami, kuda nil adalah makhluk sosial yang suka tinggal bersama induknya selama 4 tahun.
Ini adalah cerita nyata dimana perbedaan bukanlah suatu masalah ketika kita berusaha nyaman dengan yang lain. Kita dapat belajar dari sini dimana dua makhluk ciptaan Tuhan, yang terlihat berbeda dan dapat berjalan bersama satu sama lain.

(sumber : Vincent MG)

Selasa, 21 Oktober 2008

Emas dan kekasih

Alkisah seorang raja yang kaya raya & sangat baik. Ia mempunyai banyak sekali emas & kuningan. Karena terlalu banyak sehingga antara emas & kuningan tercampur menjadi satu.

Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya. Dia membuka gudangnya lalu mempersilahkan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka. Karena antara emas & kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali dibedakan mana yang emas & mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat & mana yang emasnya hanya 1 karat.

Namun karena ada peraturan dari Sang Raja, yaitu bila mereka sudah memilih & mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja di kebun raja & merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah & memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari segala penjuru tempat dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu. Waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan & setengah hari lagi untuk memutuskan.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tsb. Karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama antara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya, "Apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu di sini ?"

Jawab orang itu: "Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu."

Lalu tanya prajurit itu lagi: "Seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya ? Sedangkan waktumu sangat terbatas ?"

Jawab orang itu lagi: Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis."

Lalu prajurit itu berkeliling & ia menjumpai seorang yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang kaya. Bertanyalah prajurit itu kepadanya, "Hai orang kaya apa yang kau cari di sini. Bukankah engkau sudah lebih dari cukup ?"

Jawab orang kaya itu, "Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini tentu saja itu berarti menambah keuntunganku. "

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya. Lalu dihampirinya orang itu, "Mengapa engkau diam di sini ? Tidakkah engkau memilih emas-emas itu ? Atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu ?'

Mendengar perkataan prajurit itu,orang ini hanya diam saja. Maka prajurit bertanya lagi, "Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain ?"

Orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran. Lalu ia lebih mendekat lagi, "Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku ?"

Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab: "Tuan, saya ini orang miskin. Saya tidak pernah tahu mana yang emas & mana yang kuningan. Tetapi hati saya memilih emas ini, saya pun tidak tahu berapa kadar emas ini. Atau jika ternyata emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu."

"Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka atau kepadaku kalau engkau tidak tahu." Tanya prajurit itu lagi.

"Tuan, emas & kuningan ini milik raja. Jadi menurut saya hanya raja yang tahu mana yang emas & mana yang kuningan, mana yang 1 karat & mana yang 24 karat. Tetapi satu hal yang saya percaya, janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas, itu yang lebih penting." Jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran, "Mengapa bisa begitu ?"

"Bagi saya berapa pun kadar emas ini cukup buat saya. Karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membeli emas Tuan."

Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya, "Lagipula Tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah saya ambil."

"Tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain & menukarnya sekarang selagi masih ada waktu ?" Tanya prajurit lagi.

"Saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan. Jika saya gantikan emas ini dengan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini. Saya memutuskan untuk mengabdi pada raja & merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas yang murni."

Tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan mereka. Lalu raja keluar & berdiri di tempat yang tinggi sambil berkata,"Wahai rakyatku yang kukasihi. Semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan. Sesuai dengan perjanjian, tidak seorang pun diperbolehkan menukar atau pun menyia-nyiakan hadiah itu. Jika didapati hal di atas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja."

Kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi di hadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal, "Dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu. Hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan. Dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu. Tetapi sayang sekali, hanya 1 orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya. "

Demikianlah raja yang baik hati & bijaksana itu mengajar rakyatnya. Dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

Berharap melalui alkisah di atas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup :

BAGI YANG SEDANG MENCARI PASANGAN (setengah hari untuk memilih)
Memilih memang boleh, tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu. Artinya setiap manusia milik Tuhan, jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNYA tentang pasangan anda.

BAGI YANG TELAH MEMPEROLEH PASANGAN (setengah hari untuk merenungkan)
Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat. Ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi. Akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya belum tentu waktu kita melepaskannya, kita mendapatkan yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objective siapa dia (karena itu keterbukaan & komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan) dan menyelaraskan hati.

Anda bersamanya.. Begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik. Dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah. Tinggal bagaimana anda menerimanya. Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak. "CINTA SELALU BERJUANG" Jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda. Justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin) Anda malah harus berhati-hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda.

Yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen & cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya Anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

BAGI YANG TELAH MENIKAH (setengah hari untuk memutuskan)
Dalam tahap ini, siapa pun dia berarti Anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya. Jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda. Jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya di atas.

Dan dengan demikian Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan anda, maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri. Jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya dan menambah kadar karat pada emasnya. Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda dan DIA yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi & bercerai lagi ??
Ingatlah si dia adalah hadiah, siapa pun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda.
Ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas Anda. Jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah TUHAN berikan. Dan apa pun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Tuhan, karena DIA yang memiliki hati setiap manusia ...

(Dikutip dari: "When We Have to Choice" / Kumpulan Sharing & Cerpen)

Kiat Sukses: Telinga seorang Murid

Yes 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, ...Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Selamanya kita harus menjadi seorang murid dihadapan Tuhan Yesus. Sebab sekali seseorang menganggap sudah lulus dan tidak perlu lagi belajar, dia menjadi sombong dan tidak mau lagi diajar oleh sekelilingnya, bahkan tanpa disadari juga mulai menolak tuntunan dan teguran dari Tuhan.

Sikap Kepada Manusia Mencermian Sikap Kepada Tuhan
Rasul Yohanes mengatakan bahwa bila kita tidak mengasihi orang di sekeliling kita yang kelihatan, kita tidak mungkin mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan (1 Yoh 4:20). Sikap kita kepada sekeliling kita mencerminkan sikap kita kepada Tuhan.

Bila seorang istri sudah mulai tidak mau mendengar perkataan suaminya, itulah tanda-tanda zaman. Atau seseorang yang tidak mau mendengar nasehat kakaknya, bosnya, gurunya atau apapun otoritas yang ada di atasnya. Setiap diberi saran atau nasehat selalu mengangangap dirinya yang benar. Biasanya kalau berbicara dengan orang tersebut, mereka selalu menanggapi dengan menggunakan kata "bukan begitu", "bukannn", "ngga gitu", dan yang sejenisnya. Orang yang berbicara dengan dia jadi capek deh.

Tanpa disadari sikap kita bisa berangsur-angsur berubah. Apalagi bila kita menganggap kita sudah sukses dan berhasil dalam suatu bidang. Telinga seorang murid berubah menjadi telinga yang tuli nasehat. Atau istilah Tuhan Yesus, memiliki telinga tapi tidak mendengar.

Kalau nasehat suami atau istri, orangtua, atasan atau teman-teman tidak didengar bagaimana bisa mendengar nasehat Tuhan yang tidak kita lihat. Yang tuntunanNya kadang-kadang tidak masuk akal dan tidak biasa ?

Bukannya Tuhan tidak memberi jawaban dan jalan keluar atas maslah kita, tapi Tuhan sudah berbicara dengan berbagai cara termasuk mungkin melalui nasehat di sekeliling kita. Tapi bila kita tidak memiliki telinga seorang murid, kita akan sulit menerima nasehat seperti apapun dan dari siapapun.

Firman Tuhan katakan di Ayub 33:13,14; Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu ? Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.

Tiga Jenis Manusia
Kalau kita amati di sekitar kita maka ada 3 jenis kategori orang :
  • orang yang mau mendengar teguran / nasehat orang lain.
  • orang yang tidak mau mendengar teguran / nasehat orang lain.
  • orang yang tidak pernah lagi ditegur orang lain. Karena orang lain tahu percuma dan tidak ada gunanya untuk menegur orang tersebut.
Wah ini repot. Kalau sampai kita di-cap sebagai orang jenis tersebut. Ibarat pesawat yang terbang tanpa signal radio dan hanya mengandalkan pemandangan di balik jendela cockpit. Begitu ada awan tebal, tidak ada lagi yang kelihatan dan betapa mudahnya pesawat itu menabrak gunung yang ada didepannya.

Jalan menuju Kegagalan dan Sukses kadang sangat tipis perbedaannya. Sikap kita dalam mendengar yang akan menentukan Keberhasilan pekerjaan kita.

Ams 10:17 Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Ams 13:18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

( sumber : Binsar )

Orangtua, percayalah hal yang baik !

Seorang ayah mengeluhkan perilaku anaknya kepada saya, wajahnya nampak marah, "saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi James (bukan nama sesungguhnya). Semua usaha sudah saya lakukan tetapi James tidak berubah! Saya sudah kehabisan akal. Masak iya saya harus marah-marah terus?" Ujar ayah itu. Hari itu saya tidak memberi saran apapun kepada sang ayah, saya ingin melihat langsung saja si anak yang dikeluhkannya.

Memang benar, James yang berusia 7 tahun itu terlihat sulit diatur, bicaranya sinis cenderung kasar, bahkan sesekali ia memang terlihat sangat menganggu kelas. Beberapa kali pengajar harus memberikan peringatan dan mengharuskan ia menulis janji tulus tentang hal-hal apa yang perlu diperbaikinya.

Berangkat dari rasa percaya bahwa setiap masalah pastilah mempunyai jalan keluarnya, maka satu per satu masalah perilaku James kami pikirkan jalan keluarnya. Memang tidak ada proses instan, tetapi bagaimanapun, kami memilih percaya bahwa James adalah anak yang baik.

Setelah 2 bulan, kami melihat ada perubahan yang baik pada James, tapi sifatnya memang belum permanen, sesekali ia masih berperilaku kasar. Kembali kami bertemu dengan sang ayah. Kali ini tampak ia bukan saja frustrasi pada James, tapi ia sudah frustrasi juga dengan pengajar yang dianggapnya tidak berhasil merubah James. "Saya sudah tahu dari awal, James memang tidak bisa berubah. James memang nakal dan dibawa kemanapun dia tidak akan berubah." Kami mengkomunikasikan hal-hal apa saja yang mulai berubah dari James walaupun sifatnya belum permanen, tetapi perubahan itu murni dari usaha James. Menurut kami itu adalah awal yang baik, yang harus lebih diperkuat lagi. Sang ayah berkata, "saya tidak yakin James bisa berubah."

Belakangan kami mengerti bahwa sebenarnya yang membuat James tidak bisa berubah adalah keyakinan orangtuanya. Kami berupaya memberikan fakta bahwa James sudah mulai belajar sendiri setengah jam atas kemauannya sendiri, sudah mau mengurangi frekwensi bertengkarnya dengan teman di sekolah, sudah mulai mau menahan diri tidak marah-marah; tapi ayahnya terus saja mengulang-ngulang kenakalan-kenakalan James, seperti ketika James berteriak-teriak di mal, menjambak rambut adiknya, membantah perkataan orangtuanya. Lalu kami berkata, "James selalu mengerjakan PR-nya." Sanggah ayah, "ya, itu kan karena disuruh." Tapi James juga mau membereskan mainannya." Sanggah ayah, "dia mana berani berantakan, nanti bisa saya hukum". "James sudah lebih sabar menunggu gilirannya beraktivitas di kelas kami." Lanjut kami. Sanggah ayah, "iya, cuma di sini saja dia pura-pura baik, di rumah sih enggak tuh." Ujar sang ayah sinis seolah merasa terpojok.

"Baiklah, menurut bapak, anak yang baik itu seperti apa?" Tanya saya. Ayah itu tidak langsung menjawab, bahkan ia tampak kehilangan kata-kata sampai akhirnya ia berkata, "ya seperti anak-anak lainnya itulah, yang tidak menyusahkan orangtuanya, yang kerjanya tidak bikin sakit kepala saja. Kita kan juga sudah sibuk, ditambah musti mengurus dia, kok dia nggak bisa ngerti yang kayak beginian sih?"

Untuk James, saya merasa sedih, ia ternyata anak yang dipercaya sebagai anak yang menyusahkan dan hanya membuat pusing orangtua. Padahal kami melihat bahwa sebenarnya James pun mau dan mampu berjuang memperbaiki dirinya.

Setengah bulan setelah pembicaraan dengan sang ayah, James kembali ke pola lamanya sebagai anak pemberang, di dalam percakapannya dengan pengajar, James berkata, "papa bilang aku anak nakal kok, ya memang aku anak nakal, mau diapakan lagi!" Jawabnya ketus dengan sorot mata tajam yang marah.

Menuai apa yang anda percaya

Sebut saja Ika, anak perempuan mungil yang lucu, berusia 6 tahun. Ika adalah anak yang cerdas, namun bila beraktivitas, ia terlihat kaku. Pada aktivitas melompat, Ika menangis tidak mau melakukan lompatan, ia berkata, "aku kan nggak bisa melompat." Ika terisak-isak. "Bisa kok!" Ujar pengajar. "Nggak bisa! Mama bilang pinggul aku terlalu besar! Aku nggak bakal bisa melompat!" Tangis Ika menjadi-jadi. Melihat bentuk pinggulnya, malah kami percaya, jika tumbuh menjadi seorang gadis nantinya, Ika akan memiliki bentuk tubuh yang indah. Namun tidak etis jika mengatakan bahwa kata-kata mama Ika tentang dirinya itu salah. Akhirnya setelah tangis Ika mereda, pengajar membimbing lembut tangannya untuk melompat. Ika pun berhasil melompat, ia sendiri terkejut melihat dirinya bisa melompat. Kemudian ia melompat-lompat sendiri tanpa disuruh.

Apa yang anda percaya bagi putra-putri anda akan anda tuai hasilnya. Ada ibu yang tidak menyerah dengan anaknya yang autis, akhirnya anaknya bisa bersosialisasi dengan orang-orang normal. Ada ibu yang percaya bahwa anaknya pasti jadi orang berhasil walaupun lingkungannya tidak mendukungnya, nyatanya, anaknya benar-benar jadi orang berhasil.

Janganlah anggap remeh tentang apa yang anda percayai bagi putra-putri anda. Percayalah hal yang baik! Maka hal baik pulalah yang akan anda tuai.

"Setiap tindakan, cara bicara, dan pemikiran selalu dapat diubah,dan perubahan itu dapat dijadikan kebiasaan." = William Paley (Presiden Columbia Broadcasting System)

( sumber : http://www.yemayo.com/artikel, Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM )

Kamis, 25 September 2008

Hikayat Batu dan Pohon Ara

Alkisah pada suatu saat di sebuah negeri di timur tengah sana. Seorang saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama kafilahnya. Di antara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara. Tepat di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun. Kedua berpakaian indah menawan. Dialah sang Saudagar bersama anak semata wayangnya. Mereka duduk pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis. Semerbak harum bau mur tersebar di mana-mana. Sungguh kereta yang mahal.

Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan,dalam kawalan ketat para pengawal. Rombongan itu bergerak terus hingga pada suatu saat mereka di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan tampak diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya.

"Bapa, mengapa tampak olehku bebatuan dengan teratur di sekitar daerah ini. Apakah gerangan semua itu?"

"Baik pengamatanmu, anakku," jawab Ayahnya, "bagi orang biasa itu hanyalah batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak berbeda".

"Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa?, tanya anaknya kembali.

"Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang hikmat berseru-seru di pinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit dari kita yang menggubris ajakan itu."

"Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu padaku?"

"Tentu buah hatiku", sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya.

"Dahulu, ketika aku masih belia, hal inipun menjadi pertanyaan di hatiku. Dan kakekmu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku menjelaskan kepadamu. Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu itu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu yang tampak olehmu sebenarnya sedang menindih sebuah biji pohon ara."

"Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu Bapa?"

"Tidak anakku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat di tepi jalan kemarin."

"Bilakah hal itu terjadi bapa?"

"Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa waku kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukannya, tetapi di bawah, akarnya terus menjalar. Setelah dirasa cukup barulah tunasnya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya. Demikianlah pohon ara itu hidup. Dan hampir di setiap pohon ara akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya. Selanjutnya benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar."

"Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa ?" tanya anaknya.

Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian meneruskan penjelasannya. "Benar anakku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu, merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan bagimu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang. Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu, Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Kkhalik untuk dapat menyingkirkan batu di atasnya, bagaimana dengan kita ini. Dan Yang Maha Perkasa itu bahkan sudah menanamkan keilahian-nya pada diri kita. Dan menjadikan kita, manusia ini jauh melebihi segala mahluk di muka bumi ini. Perhatikanlah kata-kata ini anakku. Pahatkan pada loh-loh batu hatimu, sehingga engkau menjadi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidupmu ini. Karena memang kita ditakdirkan menjadi tuan atas hidup kita.

(sumber : Warta Santo Matius Bintaro)

Sekilas PDKK Hati Kudus Yesus
Persekutuan Doa Kharismatik Katolik Hati Kudus Yesus, bersekutu setiap Jumat, pukul 18.30, Graha Widya Mandala - Lantai 7, Jl. Dinoyo 48, Surabaya.

Blog ini dibuat untuk mewujudkan sebuah komunitas yang terus berlangsung, tidak hanya setiap hari Jumat, melainkan setiap saat tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.
Sangat diharapkan pengunjung Blog ini aktif untuk saling mendukung dan menguatkan dalam Kasih Kristus. Pengunjung dapat membagikan kesaksian, mereferensikan buku rohani yang bagus, atau link web yang membangun iman, berdiskusi / tanya-jawab antar pengunjung, dsb.
Kritik dan saran dapat dikirim melalui email ke pdkk.hky@gmail.com

Semoga komunitas maya ini semakin menumbuhkan iman Kristiani.

Tuhan Yesus Memberkati.