Saya percaya Firman Tuhan selalu baru setiap hari. Saya baru saja membuktikannya. Ketika saya membaca kembali Firman diatas saya menemukan satu pengertian yang baru. Dalam paragraph diatas Tuhan Yesus memberikan satu janji yang sangat luar biasa tentang doa. Dia memberikan suatu kepastian bahwa setiap orang, tanpa kecuali, yang meminta akan menerima. Begitu pula siapa yang mencari akan mendapatkan.
Banyak hal dicari manusia di dunia ini termasuk diantaranya pengertian, tuntunan serta pencerahan. Dan Firman Tuhan mengatakan, itu semua itu akan diperoleh. Wow... luar biasa! Selama ini saya terbiasa dengan pengertian 50:50 chance untuk menerima apa yang kita minta. Tidak sampai di situ saja. Tuhan Yesus kemudian meneruskan dengan perbandingan antara bapa lahiriah dan Bapa Sorgawi. Perbandingan yang memastikan bahwa apa yang diberikan oleh Bapa Sorgawi kualitasnya tidak akan pernah lebih rendah dibandingkan dengan apa yang mungkin diberikan oleh bapa lahiriah.
Quality! Inspirasi baru inilah yang saya dapatkan dari Firman Tuhan diatas, yaitu bahwa Tuhan bukan hanya menjamin akan memenuhi permintaan kita tetapi juga memastikan bahwa Ia akan memberi yang baik. Disinilah manusia sering salah mengerti dan mengira Tuhan tidak mendengar doanya. Padahal yang terjadi adalah bahwa definisi manusia dan Tuhan mengenai "yang baik" itu belum tentu sama.
Sangat mungkin seorang pemohon akan menerima sesuatu yang berbeda dengan yang dia minta. Firman Tuhan mengatakan setiap yang meminta akan menerima. Tapi belum tentu menerima sesuatu yang persis dengan permintaannya. Bapa hanya memberi sesuatu yang baik. Jadi banyak orang akan menerima sesuatu yang jauh lebih baik dari yang dia minta. Tentu saja Tuhanlah yang menentukan apa yang baik dan yang tidak baik bagi kita. Bukankah Dia Maha Tahu?
Pertanyaannya adalah, ketika Tuhan menjawab doa kita tetapi jawaban itu berbeda dari yang kita minta, bisakah kita melihat bahwa pemberian-Nya itu baik untuk kita? dan bisakah kita menerima dan mengucap syukur atas pemberian-Nya tersebut?
Apabila seseorang meminta liburan keluar negri namun justru mendapat suatu musibah, apakah dia mau mengerti bahwa dia sedang menerima yang baik dari Tuhan? Sekalipun pengalaman itu akhirnya justru membuat dia lebih dekat kepada Tuhan.
Apabila seseorang meminta suatu promosi di pekerjaannya namun justru mengalami PHK, apakah dia bisa menerima hal itu sebagai kebaikan yang Tuhan berikan?... meski belum tahu bahwa hal itu ternyata menuntun dia pada suatu bisnis wiraswasta yang sukses besar dikemudian hari?
Apakah kita selalu bisa melihat jawaban Allah dengan kaca mata dan sudut pandang Allah?
(sumber : Binsar)
0 komentar:
Posting Komentar